Monday, June 06, 2011

Suka-Hamdi the winner

Ditulis oleh nid/usa   
Senin, 06 Juni 2011 14:00
Hasil Quick Count LSKP-LSI dan Desk Pilkada Pemkab Tebo
JAMBI - Pasangan Yopi Muthalib-Sri Sapto Edy (Yopi-Sapto) tidak bisa mengulang sejarah kemenangan pada Pemilukada 10 Maret lalu. Dalam pemilukada ulang Tebo, kemarin (5/6), hasilnya berbalik arah. Berdasarkan penghitungan cepat (quick count) Lingkaran Survey Kebijakan Public (LSKP-LSI Group), dan Desk Pilkada Pemkab Tebo, pasangan nomor urut 3 yang diusung PDIP, Partai Demokrat, PAN, dan Hanura, kalah dari seterunya, pasangan Sukandar-Hamdi Rahman (Suka-Hamdi).
Hasil quick count yang dirilis LSKP-LSI, pasangan Suka-Hamdi meraih 50,59 persen suara. Sementara Yopi-Sapto, 45,59 persen. Sedangkan Ridham Priskap-Eko Saputra (Ri-Ko) hanya meraih 3,82 persen suara. Sementara itu, data dari Desk Pilkada Pemkab Tebo, hingga pukul 19.00, kemarin, Suka Hamdi meraih 75.262 suara (49,48 %), Yopi-Sapto meraih 71.090 suara (3,78 %) dan Ridham Priskap-Eko Putra meraih 5.747 suara (3,78 %). (lihat info grafis)
Hasil quick count pemilukada ulang Tebo itu diumumkan dua lembaga tersebut di tempat berbeda. LSKP-LSI membeberkannya kepada wartawan di Hotel Wiltop, Kota Jambi, kemarin sore (5/6). Sedangkan Desk Pilkada Tebo merilisnya di Kantor Badan Kenbangpolinmas Tebo, pukul 19.00, kemarin.
Direktur LSKP Sunarto Ciptoharjono mengatakan, unggulnya pasangan Suka-Hamdi tidak terlepas dari keberhasilan tim membuktikan ke masyarakat Tebo jika pemilukada lalu banyak terjadi kecurangan. Seperti diketahui, pemilukada ulang ini merupakan tindakan lanjut dari keputusan mahkamah konstitusi (MK) nomor 33/PHPU.D-IX/2011. 
Putusan MK ini membatalkan kemenangan Yopi-Sapto pada Pemilukada 10 Maret lalu, karena dinyatakan terbukti melakukan kecurangan secara terstruktur, sistematis dan massif. Untuk diketahui, pada pemilukada sebelumnya, Yopi-Sapto unggul dengan perolehan suara 46,88 persen. Sementara Suka-Hamdi 45,23 persen, dan Ridham-Eko 7,89 persen.
Menurut hasil quick count LSKP, pasangan Suka-Hamdi menang telak di zona 2 (Rimbo Bujang, Rimbo Ilir dan Rimbo Ulu. “Ada migrasi suara di daerah basis, sehingga menambah poin kemenangan sekitar 1 persen,” kata Sunarto.
Selain menguasai suara di zona 2, pasangan yang diusung Golkar, PKS, PBR, PBR, PBB, PDP, PNBK, dan PPNUI ini juga bisa bersaing ketat dengan pasangan Yopi-Sapto di zona 1, yang meliputi Tebo Tengah, Tebo Ilir, Sumay, Tengah Ilir dan Maura Tabir. Seperti diketahui, zona 1 merupakan basis suara Yopi-Sapto.
Begitu juga di zona 3, Tebo Ulu, VII Koto, VII Koto Ilir, dan Serai Serumpun. Meskipun Yopi menang telak, tapi pasangan Suka-Hamdi tetap bisa menaikkan suara di basis lawannya ini. “Kunci kemenangan Suka-Hamdi adalah berhasil memperbesar kemenangan di zona 2 sebagai daerah basisnya, dan memperkecil kekalahan di zona 1 dan 3 yang merupakan basis lawan,” jelasnya.
Keberhasilan ini, menurut Sunarto, tidak lepas dari kepiawaian Suka-Hamdi mengemas isu bahwa pada pilkada sebelumnya terjadi penuh kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan massif. “Kami turut membantu pasangan Suka-Hamdi dalam menentukan strategi untuk memenangkan pemilukada ulang ini,” ujar Sunarto.
Lantas, apakah pemilukada ulang kali ini tidak ada kecurangan? Menurut Sunarto, sekecil apa pun tetap ada kecurangan. Hanya saja, lanjut dia, setelah adanya putusan MK yang memerintahkan pemilukada ulang, masing-masing pihak lebih bisa menahan diri. Paling masing-masing kandidat saling intip. “Kandidat tidak berani secara terang-terangan untuk melakukan kecurangan. Masing-masing pihak lebih berhati-hati,” katanya.
Sunarto juga mengungkapkan jumlah sampel yang diambil dalam quick count sebanyak 250 dan 668 Tempat Pemungutan Suara (TPS). Sampel tersebut tersebar secara proporsional di 12 kecamatan di Tebo dengan metode multistage random sampling dengan tingkat kesalahan 1%. Sementara tingkat partisipasi pemilih (voter’sturn out) mencapai 80%, dengan angka golput 20% dari jumlah populasi pemilih sebanyak 207,598 suara dengan 668 TPS. 
Dia menambahkan, quick count ini bertujuan hanya menjawab keingintahuan masyarakat terhadap hasil pemilu secara cepat. “Quick count ini dapat dijadikan sebagai data pembanding sekaligus menjalankan fungsi kontrol terhadap data resmi. Jadi, kalau sampai (perhitungan resmi KPUD Tebo, red) angkanya terpaut jauh, pasti ada salah satu yang salah. Bisa jadi ada kecurangan-kecurangan,” kata Sunarto.
Sementara itu, Kepala Badan Kesbangpolinmas Tebo H Bajuri mengatakan, perhitungan cepat desk pilkada hanya untuk data pembanding, bukan untuk menetapkan siapa pemenang Pemilukada Tebo. Hasil resmi tetap melalui KPU. “Data kita hanya untuk konsumsi pemerintah, bukan untuk memenangkan salah satu kandidat,” katanya.
Data pembanding lain ada juga hasil penghitungan cepat yang dilakukan sebuah lembaga yang minta tidak dipublikasikan namanya. Hasilnya juga menempatkan pasangan Suka-Hamdi sebagai pemenang dengan perolehan suara 73.971 (52,28%). Disusul Yopi-Sapto 62.666 (44,29%), dan Ridham-Eko 4.841 (3,42%).
Sukandar Bersyukur, Sapto Tunggu Pleno KPUD
Berdasarkan penghitungan cepat (quick count), kemenangan pasangan Sukandar-Hamdi pada Pemilukada ulang Tebo, kemarin (5/6), tidak terlepas dari keberhasilan mereka meningkatkan perolehan suara di lima kecamatan yang menjadi basis suaranya. Kelima kecamatan itu, Rimbo Bujang, Rimbo Ulu, Rimbo Ilir, dan Rimbo Ulu, Tebo Ilir serta Tengah Ilir.
Pada Pemilukada 10 Maret lalu, pasangan nomor urut 1 ini juga menang di lima kecamatan ini. Tapi, pada pilkada ulang kemarin, selain menang, perolehan suara mereka di lima daerah ini juga meningkat dari sebelumnya. Sedangkan suara rivalnya, Yopi-Sapto malah berkurang.
Di Kecamatan Tengah Ilir, misalnya. Berdasarkan quick count Desk Pilkada Pemkab Tebo, Suka-Hamdi meraih 5.753 suara, meningkat dari Pemilukada 10 Maret lalu 5.410. Lalu, Ridham-Eko 283 (Pilkada 10 Maret, 515 suara), dan Yopi-Sapto 4.136 (4.635 suara). Kemudian di Tebo Ilir, suara Suka-Hamdi juga meningkat dari 5.502 pada Pemilukada 10 Maret menjadi 6.277  pada pemilukada ulang, kemarin.
Sementara suara Ridham-Eko menurun dari 2.999 pada Pemilukada 10 Maret menjadi 953 suara. Separti Sukandar, perolahan suara Yopi-Sapto di daerah ini juga meningkat dari 5.166 menjadi 5.793.  
Lalu, di Rimbo Bujang, Suka-Hamdi meraih 20.114 suara, Pilkada 10 Maret lalu 20.346 suara. Ridham-Eko 714 (Pilkada 10 Maret 896 suara) dan Yopi-Sapto 10.925 (Pilkada 10 Maret 11.918 suara). Di Rimbo Ilir, suara Suka-Hamdi  juga naik dari 7.150 (Pilkada 10 Maret) menjadi 7.112 suara. Sementara Ridham-Eko dan Yoipi-Sapto menurun. Begitu juga di Rimbo Ulu.
Tidak itu saja, Suka-Hamdi juga berhasil mencuri suara di beberapa kecamatan yang menjadi basis Yopi-Sapto dan Ridham-Eko. Di antaranya, di Tebo Tengah. Pada Pilkada 10 Maret lalu, Suka-Hamdi meraih 7.044 suara. Jumlah tersebut meningkat pada pemilukada ulang kemarin menjadi 7.387 suara.
Kemudian, di Kecamatan Serai Serumpun. Sebelumnya Suka-Hamdi meraih 1.371 suara. Kemarin meningkat menjadi 1.504 suara. Sedangkan rivalnya Yopi-Sapto malah menurun, dari 2.556 (pemilukada 10 Maret) menjadi 2.384.  Begitu juga di Sumay, Tebo Ulu, Tujuh Koto Ilir dan Kecamatan Tujuh Koto.
Tidak hanya desk pilkada, berdasarkan quick count Lingkaran Survei Kebijakan Publik – Lingkaran Survei Indonesia Grup (LSKP-LSI Grup)   juga demikian. Dari data yang mereka lansir, perolehan suara Suka-Hamdi meningkat 5,16 persen dari hasil Pilkada 10 Maret lalu. Yakni dari 45,43 persen menjadi 50,59 persen.
Sementara dua rivalnya malah menurun. Pada 10 Maret lalu, Yopi-Sapto meraih 46,66 persen suara. Sedangkan pada pilkada ulang kemarin, meraih 45.59 persen atau turun 1,07 persen. Begitu juga dengan Ridham-Eko, dari 7,91 persen menjadi 3,82 persen (turun 4,09 persen).
Sukandar mengaku sangat bersyukur atas perolehan suara yang mereka raih. ‘’ Alhamdulillah untuk sementara kami unggul. Bagi saya, kemenangan ini bukan lah kemenangan Suka-Hamdi, tapi kemenangan rakyat Tebo. Saya berpesan kepada seluruh tim dan simpatisan agar tidak terlalu terbawa euforia kemenangan, karena kita masih menunggu pleno KPUD,’’ katanya dalam jumpa pers di kediamannya, malam tadi.
Ungkapan serupa juga dilontarkan Hamdi. ‘’ Kemenangan ini adalah buah kerja keras tim dan tidak lepas dari dukungan seluruh masyarakat Tebo yang sudah capek dengan pilkada. Alhamdulillah pilkada berjalan dengan baik,’’ katanya,  
Sementara itu, Sri Sapto Edy ketika dihubungi mengaku masih menunggu hasil pleno KPUD. Dia mengaku masih optimis bisa meraih suara terbanyak. Karena penghitungan cepat hasilnya masih berubah-ubah.  ‘’ Sejauh ini saya masih optimis dapat meraih suara terbanyak. Terlepas apapun hasilnya nanti, saya belum bisa berkomentar. Tunggu saja hasil pleno KPUD,’’ katanya saat dihubungi via ponsel.

Warga Tak Terdaftar Ikut NyoblosKecurangan masih saja ditemukan pada pemilukada ulang Tebo, kemarin (5/6). Salah satunya, warga tak terdaftar ikut menyoblos. Peristiwa ini terjadi TPS 2, Desa Bandaro Rampak, Kecamatan Tebo Tengah.  Jumlah pemilih yang tidak terdaftar ikut nyoblos itu sebanyak sembilan orang.
Kecurangan ini ditemukan tim Suka-Hamdi dan langsung dilaporkan ke panwas setempat. Menurut keterangan pemilih yang tak terdaftar tersebut, mereka ikut mencoblos, karena disuruh oleh seseorang atas nama Parman. “Parman yang meminta kami memilih, karena kami sudah satu tahun tinggal di sini (Bandaro Rampak),” kata Ikhsan, si tersangka didampingi rekannya saat ditemui di lokasi TPS 2.
Menurut Ikhsan dan rekan-rekanya, saat dianjurkan memilih, dia sama sekali tidak diberi imbalan apapun. Namun mereka mengaku dianjurkan untuk memilih salah satu kandidat. “Kami disuruh pilih nomor 3, jadi saat mencoblos tadi ya, coblos nomor tiga,” katanya.
Warga asal Jawa itu mengatakan, mereka datang ke TPS menggunakan kartu pemilih warga yang sudah tidak tinggal di desa tersebut. Terpisah, Parman yang disebut-sebut tersangka, saat dikonfirmasi mengakui, dialah yang menganjurkan sembilan orang warga yang tidak terdaftar tersebut mencoblos. Dia beralasan, dari informasi yang ia dapat, warga yang telah tinggal satu tahun bisa memilih, walaupun tidak terdaftar dalam DPT. “Saya tidak ada menganjurkan mereka pilih nomor tiga,” terangnya.
Ketua TPS 2 Bandaro Rampak Solihin mengatakan, mereka mengizinkan sembilan warga yang tidak terdaftar di DPT memilih, karena melihat mereka membawa undangan. “Undanganya ada nama pemilih lama dan nama mereka,” katanya terlihat kebingungan menjawab pertanyaan wartawan.
Sementara itu, panwas lapangan, Syahyar mengatakan, warga yang tidak terdaftar dalam DPT ikut memilih adalah merupakan suatu temuan. Dia mengaku sudah melaporkan kepada panwas kecamatan.
“Dari keterangan warga yang memilih tersebut, mereka dianjurkan memilih pasangan nomor tiga. Jadi berapa perolehan suara pasangan nomor tiga nantinya akan dikurang sejumlah warga yang memilih tersebut,” katanya.
Tiga Kandidat Menang di TPS Masing-masing
Di bagian lain, tiga kandidat yang menggunakan hak suaranya, kemarin (5/6), menang di TPS mereka masing-masing. Sukandar yang memilih di TPS 12, Kelurahan Tebing Tinggi, Kecamatan Tebo Tengah meraih 229 suara dari jumlah DPT 349 pemilih dan suara sah sebanyak 314 suara serta 1 suara mutung. Disusul Yopi-Sapto 84 suara dan Ridham-Eko hanya satu suara.
Begitu juga di TPS 7, Kelurahan Tebing Tinggi, Kecamatan Tebo Tengah, tempat Hamdi mencoblos. Di sana, pasangan nomor urut 1 ini meraih 134 suara dari 228 suara sah (425 DPT). Disusul Yopi-Sapto 90 suara, dan Ridham-Eko empat suara.
Sementara pasangan Yopi-Sapto menang dari dua calon lainnya di TPS 18, Kelurahan Tebing Tinggi.  Di TPS dengan jumlah DPT sebanyak 133 dan suara sah sebanyak 80 suara ini, Yopi-Sapto meraih 42 suara. Disusul Suka-Hamdi 38, dan Ridham-Eko tidak mendapat suara.
Pasangan nomor urut 3 ini juga menang di TPS 9 Kelurahan Tebing Tinggi, Kecamatan Tebo Tengah, tempat Bupati Tebo Madjid Mu’az menyoblos. Yopi-Sapto meraih 128 suara. Disusul Suka-Hamdi 113, dan Riddham-Eko hanya meraih 11 suara dari suara sah 252 (DPT 410, suara tidak sah 4).(nid/usa)
 

No comments:

Post a Comment